Teks Anekdot
Nama Guru :
Fransiska Pratiwi Prasakti, S.Pd.
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Nama Sekolah :
SMA AL AZHAR 3 Bandar Lampung
Materi Bulan Oktober : Teks Anekdot
KD :
3.5 Mengkritisi makna tersirat anekdot
4.5 Mengonstruksi makna tersirat teks anekdot
3.6 Menganalisis struktur, kebahasaan, dan isi teks
anekdot
4.6 Menciptakan teks anekdot dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan, dan isi
3. 7. Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam
cerita rakyat (hikayat) baik Lisan maupun tulis
Pertemuan 2-6 Oktober 2017
Tukang
Roti
Di suatu hari, datang tukang roti yang melalui depan rumah, kemudian teman
ane si enggal memanggil dia. Tak lama, datanglah tukang roti itu mendekati kita
yang sedang istrirahat santai di taman depan rumah.Enggar : “Adanya Roti jenis apa saja bang ?”
Tukang Roti : “Bisa bermacam maca, dek.”
Enggar : “Terus bang, roti ini apa yah rasanya ?”
Tukang Roti : “Roti ini coklat dek rasanya.”
Enggar : “Kalo roti ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “roti rasa strawberry dek.”
Enggar : “kalo ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “ini rasa nanas dek.”
Enggar : “Loh, terus mana rotinya bang ? sejak tadi mulu bicaranya buah-buahan terus ? memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ? Jika kaya begini ane gak jadi jadi beli bang”
Tukang Roti : *Hening*
Dalam sekejab si tukang jual roti tersebut pingsan mendadak
Struktur Bagian-Bagian dari Teks
Anekdot berjudul Tukang Roti :
- Abstraksi : Di suatu hari, datang tukang roti yang melalui depan rumah,
- Orientasi : kemudian teman ane si enggal memanggil dia
- Krisis : “Loh, terus mana rotinya bang ? sejak tadi mulu bicaranya buah-buahan terus ? memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ? Jika kaya begini ane gak jadi jadi beli bang”
- Reaksi : *Hening*
- Koda : Dalam sekejab si tukang jual roti tersebut pingsan mendadak.
Contoh Teks Anekdot
bradleystevenson.com // Contoh Teks Anekdot
Kesetrika
Suatu hari yang cerah, datanglah seorang laki-laki
kerumah sakit dengan kedua telinganya yang terkena luka bakar.
Dokter : “Loh, kenapa telinga anda pak ?”
Pasien : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika
baju, nah pada saat saya sedang menyetrika, tiba-tiba telpon saya berdering.
Karena reflek, pada saat itu sektrika yang saya pegang saya tempelkan ke
telinga kiri saya dok.”
Dokter : “Oh jadi begitu pak, saya paham keluhan
anda, terus kalau telinga bapak yang kanan kenapa ?”
Pasien : “Nah itu dia dok, si bego itu nelpon
lagi.”
Bagian-Bagian Struktur dari Teks Anekdot Kesetrika
:
Abstraksi : Suatu hari yang cerah
Orientasi : Datanglah seorang laki-laki kerumah sakit dengan kedua
telinganya yang terkena luka bakar.
Krisis : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika baju, nah pada saat
saya sedang menyetrika, tiba-tiba telpon saya berdering. Karena reflek, pada
saat itu sektrika yang saya pegang saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.”
Reaksi : “Oh jadi begitu pak, saya paham keluhan anda, terus kalau
telinga bapak yang kanan kenapa ?”
Koda : “Nah itu dia dok, si bego itu nelpon lagi.”
Contoh Teks Anekdot Lucu
500px.com
// Contoh Teks Anekdot
Tukang Roti
Suatu hari ada tukang roti yang lewat depan rumah,
terus teman gue si Enggar manggil. Tidak lama kemudian tukang roti tersebut
datang menghampiri kami yang lagi duduk santai di taman depan rumah.
Enggar : “Roti apa aja yang ada bang ?”
Tukang Roti : “Macam-macam, dek.”
Enggar : “Yang ini roti rasa apa yah bang ?”
Tukang Roti : “Yang ini coklat.”
Enggar : “Kalau yang ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Ini rasa strawberry dek.”
Enggar : “Kalau ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Kalau yang ini rasa nanas dek.”
Enggar : “Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok
ngomongnya buah-buahan terus ? emangnya abang jual buah apa jual roti ? Kalo
kaya gini caranya gue enggak jadi beli bang.”
Tukang Roti : *Hening*
Seketika itu tukang roti mendadak pingsan.
Bagian-Bagian Struktur dari Teks Anekdot Tukang
Roti :
Abstraksi : Suatu hari ada tukang roti lewat depan rumah
Orientasi : Temen gue Enggar manggil
Krisis : Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok ngomongnya buah-buahan
terus ? emangnya abang jual buah apa jual roti ? Kalo kaya gini caranya gue
enggak jadi beli bang.
Reaksi : Suasana menjadi hening
Koda : Seketika itu tukang roti mendadak pingsan
Contoh Teks
Anekdot Dunia Politik
www.kaskus.co.id
// Contoh Teks Anekdot
Baju Tahanan
KPK
Abstraksi
Dua orang kader parpol sebut saja namanya Arya dan
Abdillah sama-sama bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Orientasi
Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di
daerahnya, Arya dan Abdillah mengobrol sambil meminum kopi di kantin gedung
tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan yang seru.
Krisis
Arya : “Di, banyak politisi di negeri kita yang
sudah kaya raya!”
Abdillah : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau,
Ya!”
Arya : “Sangking kayanya mereka, mereka mampu
mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Abdillah : “Loh, maksudmu baju termahal itu apa ?”
Arya : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Reaksi
Abdillah : “Kok malah baju tahanan KPK ?” (Bingung)
Arya : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang
politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa
memakai baju tersebut.”
Abdillah : “Ooohh, maksud kamu gito toh, baru
ngerti aku.”
Koda
Mereka kemudian memesan kopi lagi sambil mengenang
teman-teman mereka yang sudah bisa memakai baju termahal tersebut.”
Teks
anekdot merupakan suatu cerita pendek
yang bersifat lucu, akan tetapi mempunyai maksud untuk mengkritik. Biasanya
yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial,
hukum, lingkungan dan politik.
Teks
anekdot merupakan suatu cerita singkat yang lucu dan dapat menghibur yang
mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.
Ciri Ciri Teks Anekdot
Ciri ciri teks anekdot adalah sebagai berikut :
1.
Pada umumnya menampilkan karakter hewan dan figur
manusia.
2.
Lebih mendekati perumpamaan tentang dongeng.
3.
Bersifat humoris.
4.
Berupa sindiran.
5.
Ditujukan pada orang-orang yang penting.
6.
Berkaitan dengan relitas, meskipun perumpamaan dan
anekdot mempunyai perbedaan.
Struktur Teks Anekdot
Sama dengan teks lainnya, teks anekdot juga
mempunyai struktur. Berikut ini adalah penjelasan mengenai struktur teks
anekdot :
1.
Abstraksi, merupakan bagian awal paragraf yang
berfungsi untuk memberikan suatu gambaran yang jelas tentang isi dari teks
anekdot.
2.
Orientasi, merupakan gambaran suasana yang terjadi
pada awal cerita.
3.
Event, merupakan gambaran dari rangkaian suatu
cerita yang terjadi.
4.
Krisis, merupakan masalah utama yang terdapat dalam
sebuah teks anekdot.
5.
Reaksi, yaitu cara untuk menyelesaikan suatu
masalah yang timbul di dalam krisis.
6.
Koda, merupakan perubahan yang terjadi pada tokoh.
7.
Re-Orientasi, merupakan suatu penutup atau bagian
akhir dari teks anekdot.
Kaidah Teks Anekdot
Beberapa kaidah bahasa yang terdapat di dalam teks
anekdot adalah sebagai berikut :
1.
Menggunakan waktu yang lampau.
2.
Menggunakan kata penghubung atau konjungsi.
3.
Menggunakan kalimat pemerintah.
4.
Menggunakan pernyataan yang rotoris.
5.
Menggunakan kata kerja.
6.
menggunakan kalimat seru.
Latihan buku paket Bahasa Indonesia kelas X hlm. 63-64 dan mencari makna
yang tersirat di dalam teks “Kelakar JK (Jusuf Kalla) Soal Obama.
Pertemuan 9-13 Oktober 2017
Menganalisis Struktur dan
Kebahasaan Teks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur
kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa
masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang
menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya,(d)
menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan,
dan sebagainya; (e) menggunakan kalimat perintah (imperative sentence);
dan (f) menggunakan (kalimat seru).
Khusus untuk anekdot yang
disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Bacalah kembali anekdot Kisah Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi, kemudian pelajarilah analisis unsur kebahasaan teks anekdot
berikut ini.
|
Unsur Kebahasaan
|
Contoh
Kalimat
|
|||
1
|
Kalimat yang menyatakan
peristiwa masa lalu
|
Pada puncak pengadilan
korupsi politik,
Jaksa penuntut umum
menyerang saksi
|
|||
2
|
|
|
|||
3
|
|
|
|||
4
|
|
|
|||
5
|
|
|
|||
|
|
|
Agar lebih memahami kaidah kebahasaan
anekdot, selanjutnya kerjakan tugas-tugas berikut ini.
Tugas
Bacalah kembali anekdot
berjudul “Kelakar JK
(Jusuf Kalla) Soal Obama.
Kemudian analisislah kaidah kebahasaannya
dengan menggunakan tabel berikut ini. Kerjakan di buku tugasmu.
Judul anekdot: teks “Kelakar JK (Jusuf
Kalla) Soal Obama.
Unsur Kebahasaan
|
Contoh
Kalimat
|
|||
Kalimat yang menyatakan
peristiwa masa lalu
|
|
|||
|
|
|||
|
|
|||
|
|
|||
|
|
|||
|
|
Permainan ( Games) dengan cara membuat
contoh klausa, kalimat, dan paragraph menggunakan konjungsi.
Latihan buku paket Bahasa Indonesia kelas X hlm.
69-70
Pertemuan 16-20 Oktober 2017
Membantu siswa untuk menciptakan teks anekdot dengan
memperhatikan struktur,
kebahasaan, dan isi.
Salah satu karya siswa kelas X IPA 5
Nama : Nabilla
Nurul H.
Perokok
Abstraksi =
Bambang mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung
celananya. Ia bermaksud menawarkan rokok pada orang di sebelahnya yang sedang
menunggu bus di halte (Bambang adalah seorang perokok). Bambang bertanya “Mau
rokok Mas?” orang tersebut menjawab “Oh tidak terimakasih”.
Orientasi
=
Orang tersebut merasa terganggu dengan asap rokok
Bambang. Lalu ia berinisiatif untuk memberi nasihat kepada Bambang. Lalu ia
mengawali pembicaraan.
Krisis
=
Ia pun mulai bertanya-tanya, “Sehari habis berapa
bungkus Mas?” Bambang menjawab “Ya satu!” “Memang satu bungkus berapa
harganya?” “Hm… 15 ribu”, “Mas memang sudah merokok berapatahun?” “Kurang lebih
20 tahun”. Orang tersebut terkejut dan ia mencoba memberi sedikit penjelasan,
“Jika satu hari mas merokok satubungkus dengan harga 15 ribu berarti satu bulan
450 ribu, berarti kalo 20 tahun sekitar 63 juta mashabiskan untuk merokok.
Kalau difiki-fikir mas udah bias beli motor dan nggak harus nunggubis di halte
kayak gini”.
Reaksi
=
Bambangpun terlihat seperti sedang berfikir tentang
pendapat orang tersebut, tidak lama Bambang bertanya “Mas nggak ngerokok?”
“Nggak,karena menurut saya merugikan” Bambang menjawab “Tapi kok nunggu bus ?
mana mobil sama motornya? Orang tersebut pun kesal.
Koda
=
Bambang tertawa, Orang tersebut merasa kesal. Iapun
pergi meninggalkan halte tersebut.
Pertemuan 23-27 Oktober 2017
Pertemuan pertama UB III ( Teks Anekdot)
UJI BLOK III
Nama : Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : Hari/
Tanggal :
1.
Amati teks berikut ini!
Teks 1
Seekor kutu tinggal padatanduk banteng. Setelah ada di sana sekian lama dan merasa ingin pindah, dia kemudian bertanya pada banteng apakah sang banteng memang ingin pindah.
“Aku tak tahu kapan kau datang, jawab si banteng, “kurasa aku pun tak perlu memberi peringatan saat kau pergi.”
Teks 2
Sejak bertemu dengan dia, hidupku menjadi lebih berarti. Setiap hari aku mendapatkan wejangan-wajangan darinya. Salah satunya adalah wejangan bagaimana cara menikmati hidup agar tidak tamak dan selalu bersyukur. “Seandainya bisa, manusia pasti akan menggenggam dunia,” katanya suatu saat.
Teks 3
Saudara-saudara yang saya hormati,
beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang merayakan pesta demokrasi—memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Saya berharap, siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden, kita harus berlapang dada untuk menerima segala kebijakannya.
Yang termasuk teks anekdot adalah teks no …
Teks 1
Seekor kutu tinggal padatanduk banteng. Setelah ada di sana sekian lama dan merasa ingin pindah, dia kemudian bertanya pada banteng apakah sang banteng memang ingin pindah.
“Aku tak tahu kapan kau datang, jawab si banteng, “kurasa aku pun tak perlu memberi peringatan saat kau pergi.”
Teks 2
Sejak bertemu dengan dia, hidupku menjadi lebih berarti. Setiap hari aku mendapatkan wejangan-wajangan darinya. Salah satunya adalah wejangan bagaimana cara menikmati hidup agar tidak tamak dan selalu bersyukur. “Seandainya bisa, manusia pasti akan menggenggam dunia,” katanya suatu saat.
Teks 3
Saudara-saudara yang saya hormati,
beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang merayakan pesta demokrasi—memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Saya berharap, siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden, kita harus berlapang dada untuk menerima segala kebijakannya.
Yang termasuk teks anekdot adalah teks no …
2.
Bacalah teks berikut
ini!
Sebelum memilih jurusan, setiap siswa diwawancarai untuk menjaring data. wanwancara berlangsung selama 10 menit.
Petugas: Aini!
Aini: ya, Pak
Petugas: silakan duduk. Bapakmu buruh, ya?
Aini: kok tahu, Pak
Petugas: pipimu tidak berstempel springbed tapi tikar
Aini: Maksud Bapak apa, ya?
Petugas: bercanda, Mbak…
Aini masih bersungut-sungut tapi ia harus menjawab pertanyaan petugas selanjutnya.
Teks di atas termasuk teks anekdot atau tidak termaksud anekdot karena…
Sebelum memilih jurusan, setiap siswa diwawancarai untuk menjaring data. wanwancara berlangsung selama 10 menit.
Petugas: Aini!
Aini: ya, Pak
Petugas: silakan duduk. Bapakmu buruh, ya?
Aini: kok tahu, Pak
Petugas: pipimu tidak berstempel springbed tapi tikar
Aini: Maksud Bapak apa, ya?
Petugas: bercanda, Mbak…
Aini masih bersungut-sungut tapi ia harus menjawab pertanyaan petugas selanjutnya.
Teks di atas termasuk teks anekdot atau tidak termaksud anekdot karena…
3.
Bacalah teks di bawah
ini!
Agus : Siapa yang kalau jalan memiliki kaki dua dan kalau berhenti memiliki kaki empat?
Sarjono: Ehm…apa, ya?
Agus : Nyerah? Orang jual es dawet pakai pikulan. Kalau dia sedang jalan, kakinya hanya dua, tapi kalau dia berhenti kakinya empat.
Teks di atas termasuk teks anekdot atau tidak termaksud anekdot karena…
Agus : Siapa yang kalau jalan memiliki kaki dua dan kalau berhenti memiliki kaki empat?
Sarjono: Ehm…apa, ya?
Agus : Nyerah? Orang jual es dawet pakai pikulan. Kalau dia sedang jalan, kakinya hanya dua, tapi kalau dia berhenti kakinya empat.
Teks di atas termasuk teks anekdot atau tidak termaksud anekdot karena…
4.
Bacalah teks di bawah
ini!
Teks 1
Dono: Besok pagi coblosan, kamu pilih nomor berapa?
Wati: Bagiku semua nomor bagus, saya akan memilih wakil rakyat yang bisa membawa Indonesia ke kancah internasional.
Dono: Nomor satu atau dua?
Wati: Rahasia, dong!
Teks 2
Di gubuk pinggir sawah, ada seorang anak kecil dan bapaknya sedang menunggu padi dari serangan burung.
Anak: Pak, kenapa burung tidak boleh makan padi kita?
Bapak: Kalau dimakan burung, nanti kita tidak bisa makan.
Anak: Kalau tidak boleh makan padi, nanti burung makan apa?Makan batu, Pak?
Hal yang membedakan kedua teks di atas adalah .…
Teks 1
Dono: Besok pagi coblosan, kamu pilih nomor berapa?
Wati: Bagiku semua nomor bagus, saya akan memilih wakil rakyat yang bisa membawa Indonesia ke kancah internasional.
Dono: Nomor satu atau dua?
Wati: Rahasia, dong!
Teks 2
Di gubuk pinggir sawah, ada seorang anak kecil dan bapaknya sedang menunggu padi dari serangan burung.
Anak: Pak, kenapa burung tidak boleh makan padi kita?
Bapak: Kalau dimakan burung, nanti kita tidak bisa makan.
Anak: Kalau tidak boleh makan padi, nanti burung makan apa?Makan batu, Pak?
Hal yang membedakan kedua teks di atas adalah .…
5.
Struktur yang harus ada
dalam teks anekdot adalah….
6.
Susunlah anekdot
berikut ini sesuai dengan strukturnya!
1. Bu guru pun tersenyum
2. Siapa yang bisa membuat perumpamaan bagi penegakan hukum di negeri kita? Tanya Bu guru di depan kelas.
3. Bu guru bertanya kenapa disebut hukum kantong kresek
4. Tidak lama kemudian seorang anak menjawab dengan lantang
5. Hukum kantong kresek Bu, kata anak itu.
6. Hanya bisa menyelesaikan kasus kecil Bu, kalau kasus besar tidak pernah muat.
1. Bu guru pun tersenyum
2. Siapa yang bisa membuat perumpamaan bagi penegakan hukum di negeri kita? Tanya Bu guru di depan kelas.
3. Bu guru bertanya kenapa disebut hukum kantong kresek
4. Tidak lama kemudian seorang anak menjawab dengan lantang
5. Hukum kantong kresek Bu, kata anak itu.
6. Hanya bisa menyelesaikan kasus kecil Bu, kalau kasus besar tidak pernah muat.
7.
Bacalah
teks di bawah ini!
Seorang
ayah mengajari anaknya berenang. “Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang
ayah”, kata sang anak. “Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah
Nak”, jawab ayahnya. Sang anak gembira. Setelah beberapa hari latihan renang
itu, sang ayah tampak bersedih sementara sang anak tampak gembira. “Terimakasih
yah, akhirnya ayah dapat mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi
kenapa ayah bersedih?” tanyanya. “Yang kamu kuasai itu gaya batu, Nak!”
Kalimat
manakah yang menunjukkan orientasi…
8.
Bacalah teks berikut
ini!
Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya. “Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
Pada anekdot tersebut, reaksi yang menjadi koda adalah …
Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya. “Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
Pada anekdot tersebut, reaksi yang menjadi koda adalah …
9.
Mawar tidak hanya
cantik tetapi pandai juga taat ibadah
Klausa diatas terdapat
konjungsi…
10.
Berikan contoh
konjungsi koordinatif….
Pertemuan ke dua remedial dan membahas jawaban UB III
1.
Teks 1
2.
Teks anekdot
karena memiliki pesan moral, konyol/ lucu, menyindir, dan memiliki struktur.
3.
Tidak termaksud
anekdot karena tidak menyindir, tidak memiliki konjungsi, dan hanya teka teki.
4.
Unsur lucu,
konyol, dan jengkel.
5.
Abstraksi,
orientasi, event, krisis, reaksi,koda, re-orentasi.
6.
2-4-5-3-6-1
7.
“Aku tidakmau
malu karena tidak bias berenang ayah”,kata sang anak.
8.
”Syukurlah Bu, jalan
menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi
banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”.
9.
Konjungsi
korelatif
10. Atau = kamu pilih aku atau dia
Dan = Andi dan Bintang pergi ke
sekolah
Tetapi = aku suka dia tetapi dia suka
sama yang lain
Pertemuan 30-31 Oktober 2017
3. 7. Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam
cerita rakyat (hikayat) baik
Lisan maupun tulis
PATANI
Inilah suatu kisah yang diceritakan oleh
orang tua-tua, asal raja yang berbuat negeri Patani Darussalam itu. Adapun raja
di Kota Maligai itu namanya Paya Tu Kerub Mahajana. Maka Paya Tu Kerub Mahajana
pun beranak seorang laki-laki, maka dinamai anakanda baginda itu Paya Tu
Antara. Hatta berapa lamanya maka Paya Tu Kerub Mahajana pun matilah. Syahdan
maka Paya Tu Antara pun kerajaanlah menggantikan ayahanda baginda itu. Ia
menamai dirinya Paya Tu Naqpa. Selama Paya Tu Naqpa kerajaan itu sentiasa ia
pergi berburu.
Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk
diatas takhta kerajaannya dihadap oleh segala menteri pegawai hulubalang dan
rakyat sekalian. Arkian maka titah baginda: "Aku dengar khabarnya
perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak konon." Maka sembah segala
menteri: "Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah Duli Yang Mahamulia itu,
patik dengar pun demikian juga." Maka titah Paya Tu Naqpa: "Jikalau
demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita hendak pergi berburu ke
tepi laut itu." Maka sembah segala menteri hulubalangnya: "Daulat
Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung." Arkian setelah
datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala
menteri hulubalangnya diiringkan oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada
tempat berburu itu, maka sekalian rakyat pun berhentilah dan kemah pun
didirikan oranglah. Maka baginda pun turunlah dari atas gajahnya semayam
didalam kemah dihadap oleh segala menteri hulubalang rakyat sekalian. Maka
baginda pun menitahkan orang pergi melihat bekas rusa itu. Hatta setelah orang
itu datang menghadap baginda maka sembahnya: "Daulat Tuanku, pada hutan
sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya." Maka titah baginda:
"Baiklah esok pagi-pagi kita berburu".
Maka setelah keesokan harinya maka jaring
dan jerat pun ditahan oranglah. Maka segala rakyat pun masuklah ke dalam hutan
itu mengalan-alan segala perburuan itu dari pagi-pagi hingga datang mengelincir
matahari, seekor perburuan tiada diperoleh. Maka baginda pun amat hairanlah
serta menitahkan menyuruh melepaskan anjing perburuan baginda sendiri itu. Maka
anjing itu pun dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya maka
berbunyilah suara anjing itu menyalak. Maka baginda pun segera mendapatkan
suara anjing itu. Setelah baginda datang kepada suatu serokan tasik itu, maka
baginda pun bertemulah dengan segala orang yang menurut anjing itu. Maka titah
baginda: "Apa yang disalak oleh anjing itu?" Maka sembah mereka
sekalian itu: "Daulat Tuanku, patik mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor
pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang gemilang. Itulah
yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itu pun lenyaplah pada pantai ini.
Setelah baginda mendengar sembah orang
itu, maka baginda pun berangkat berjalan kepada tempat itu. Maka baginda pun
bertemu dengan sebuah rumah orang tua laki-bini duduk merawa dan menjerat. Maka
titah baginda suruh bertanya kepada orang tua itu, dari mana datangnya maka ia
duduk kemari ini dan orang mana asalnya. Maka hamba raja itu pun menjunjungkan
titah baginda kepada orang tua itu. Maka sembah orang tua itu: "Daulat
Tuanku, adapun patik ini hamba juga pada kebawah Duli Yang Mahamulia, karena
asal patik ini duduk di Kota Maligai. Maka pada masa Paduka Nenda berangkat
pergi berbuat negeri ke Ayutia, maka patik pun dikerah orang pergi mengiringkan
Duli Paduka Nenda berangkat itu. Setelah Paduka Nenda sampai kepada tempat ini,
maka patik pun kedatangan penyakit, maka patik pun ditinggalkan oranglah pada
tempat ini." Maka titah baginda: "Apa nama engkau?". Maka sembah
orang tua itu: "Nama patik Encik Tani." Setelah sudah baginda
mendengar sembah orang tua itu, maka baginda pun kembalilah pada kemahnya.Dan
pada malam itu baginda pun berbicara dengan segala menteri hulubalangnya hendak
berbuat negeri pada tempat pelanduk putih itu.
Setelah keesokan harinya maka segala
menteri hulubalang pun menyuruh orang mudik ke Kota Maligai dan ke Lancang
mengerahkan segala rakyat hilir berbuat negeri itu. Setelah sudah segala
menteri hulubalang dititahkah oleh baginda masingmasing dengan ketumbukannya,
maka baginda pun berangkat kembali ke Kota Maligai. Hatta antara dua bulan
lamanya, maka negeri itu pun sudahlah. Maka baginda pun pindah hilir duduk pada
negeri yang diperbuat itu, dan negeri itu pun dinamakannya Patani Darussalam
(negeri yang sejahtera). Arkian pangkalan yang di tempat pelanduk putih lenyap itu
(dan pangkalannya itu) pada Pintu Gajah ke hulu Jambatan Kedi, (itulah. Dan)
pangkalan itulah tempat Encik Tani naik turun merawa dan menjerat itu. Syahdan
kebanyakan kata orang nama negeri itu mengikut nama orang yang merawa itulah.
Bahwa sesungguhnya nama negeri itu mengikut sembah orang mengatakan pelanduk
lenyap itu. Demikianlah hikayatnya.
Hikayat
termasuk cerita rakyat yang perlu dilestarikan. Cerita rakyat merupakan titipan
budaya dari nenek moyang kepada generasi penerus bangsa.
Cerita
rakyat penting dilestarikan dan dikembangkan. Setidaknya, ada tiga fungsi
cerita rakyat yang mengharuskan kita tetap melestarikannya, yaitu:
1.
sebagai sarana hiburan;
2.
sebagai sarana pendidikan karena di
dalamnya terkandung banyak nilai yang dapat diteladani dalam kehidupan; dan
3.
sebagai sarana menunjukkan dan
melestarikan budaya bangsa karena dari cerita rakyat dapat dikokohkan nilai
sosial dan budaya suatu bangsa.
Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda
dengan narasi lain. Di antara karakteristik hikayat adalah:
(a)
terdapat kemustahilan dalam cerita,
(b)
kesaktian tokoh-tokohnya,
(c)
anonim,
(d)
istana sentris,
(e)
menggunakan alur berbingkai.
1. Kemustahilan
Salah
satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari
segi cerita. Kemustahilan berarti hal tidak logis atau tidak bisa dinalar yang
terjadi.
2. Kesaktian tokoh
Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan
kesaktian para tokoh dalam hikayat. Kesaktian dalam Hikayat Indera Bangsawan
ditunjukkan dengan kesaktian kedua pangeran kembar, Syah Peri dan Indera
Bangsawan, serta raksasa, yaitu
(a) Syah
Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan;
(b)
Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau untuk
mengalahkan Buraksa;
(c)
Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa.
3. Anonim
Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat,
adalah anonim. Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau
pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu
masyarakat memercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada
yang sengaja mengarang.
4. Istana Sentris
Hikayat
seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Dalam Hikayat Indera Budiman hal
tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak
raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Syah Peri dan Indera Bangsawan, Putri
Ratna Sari, Raja Kabir, dan Putri Kemala Sari. Selain itu, latar tempat dalam
cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu
kerajaan.
Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara lain nilai reliji,
moral, sosial, budaya, estetika dan edukasi
a.Nilai reliji adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama.
Nilai reliji biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahaa, serta
surga-neraka.
b. Nilai-nilai moral merupakan
nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila
yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
c. Nilai sosial adalah
nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial
biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
d.Nilai
budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun
menurun dimasyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah
masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai
tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
e.Nilai
estetika berkaitan dengan keindahan dan seni.
f.Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan
CERITA RAKYAT (HIKAYAT) DILANJUTKAN DI BULAN
NOVEMBER
Komentar
Posting Komentar