Teks Anekdot



Nama Guru                           : Fransiska Pratiwi Prasakti, S.Pd.
Mata Pelajaran                    : Bahasa Indonesia
Nama Sekolah                      : SMA AL AZHAR 3 Bandar Lampung
Materi Bulan Oktober         : Teks Anekdot
KD                                          :
3.5 Mengkritisi makna tersirat anekdot
4.5 Mengonstruksi makna tersirat teks anekdot
3.6 Menganalisis struktur, kebahasaan, dan isi teks anekdot
4.6 Menciptakan teks anekdot dengan memperhatikan struktur,    
      kebahasaan, dan isi
3. 7. Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam
      cerita rakyat (hikayat) baik Lisan maupun tulis


Pertemuan 2-6 Oktober 2017
Description: contoh teks anekdot sosial

Tukang Roti
Di suatu hari, datang tukang roti yang melalui depan rumah, kemudian teman ane si enggal memanggil dia. Tak lama, datanglah tukang roti itu mendekati kita yang sedang istrirahat santai di taman depan rumah.
Enggar : “Adanya Roti jenis apa saja bang ?”
Tukang Roti : “Bisa bermacam maca, dek.”
Enggar : “Terus bang, roti ini apa yah rasanya ?”
Tukang Roti : “Roti ini coklat dek rasanya.”
Enggar : “Kalo roti ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “roti rasa strawberry dek.”
Enggar : “kalo ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “ini rasa nanas dek.”
Enggar : “Loh, terus mana rotinya bang ? sejak tadi mulu bicaranya buah-buahan terus ? memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ? Jika kaya begini ane gak jadi jadi beli bang”
Tukang Roti : *Hening*
Dalam sekejab si tukang jual roti tersebut pingsan mendadak
Struktur Bagian-Bagian dari Teks Anekdot berjudul Tukang Roti :
  • Abstraksi : Di suatu hari, datang tukang roti yang melalui depan rumah,
  • Orientasi : kemudian teman ane si enggal memanggil dia
  • Krisis : “Loh, terus mana rotinya bang ? sejak tadi mulu bicaranya buah-buahan terus ? memangnya abang jual apa sih, roti atau buah ? Jika kaya begini ane gak jadi jadi beli bang”
  • Reaksi : *Hening*
  • Koda : Dalam sekejab si tukang jual roti tersebut pingsan mendadak.




Contoh Teks Anekdot
Description: Teks Anekdotbradleystevenson.com // Contoh Teks Anekdot

Kesetrika
Suatu hari yang cerah, datanglah seorang laki-laki kerumah sakit dengan kedua telinganya yang terkena luka bakar.
Dokter : “Loh, kenapa telinga anda pak ?”
Pasien : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika baju, nah pada saat saya sedang menyetrika, tiba-tiba telpon saya berdering. Karena reflek, pada saat itu sektrika yang saya pegang saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.”
Dokter : “Oh jadi begitu pak, saya paham keluhan anda, terus kalau telinga bapak yang kanan kenapa ?”
Pasien : “Nah itu dia dok, si bego itu nelpon lagi.”
Bagian-Bagian Struktur dari Teks Anekdot Kesetrika :
Abstraksi : Suatu hari yang cerah
Orientasi : Datanglah seorang laki-laki kerumah sakit dengan kedua telinganya yang terkena luka bakar.
Krisis : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika baju, nah pada saat saya sedang menyetrika, tiba-tiba telpon saya berdering. Karena reflek, pada saat itu sektrika yang saya pegang saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.”
Reaksi : “Oh jadi begitu pak, saya paham keluhan anda, terus kalau telinga bapak yang kanan kenapa ?”
Koda : “Nah itu dia dok, si bego itu nelpon lagi.”

Contoh Teks Anekdot Lucu
Description: Contoh Teks Anekdot Sosial500px.com // Contoh Teks Anekdot
Tukang Roti
Suatu hari ada tukang roti yang lewat depan rumah, terus teman gue si Enggar manggil. Tidak lama kemudian tukang roti tersebut datang menghampiri kami yang lagi duduk santai di taman depan rumah.
Enggar : “Roti apa aja yang ada bang ?”
Tukang Roti : “Macam-macam, dek.”
Enggar : “Yang ini roti rasa apa yah bang ?”
Tukang Roti : “Yang ini coklat.”
Enggar : “Kalau yang ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Ini rasa strawberry dek.”
Enggar : “Kalau ini rasa apa bang ?”
Tukang Roti : “Kalau yang ini rasa nanas dek.”
Enggar : “Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok ngomongnya buah-buahan terus ? emangnya abang jual buah apa jual roti ? Kalo kaya gini caranya gue enggak jadi beli bang.”
Tukang Roti : *Hening*
Seketika itu tukang roti mendadak pingsan.



Bagian-Bagian Struktur dari Teks Anekdot Tukang Roti :
Abstraksi : Suatu hari ada tukang roti lewat depan rumah
Orientasi : Temen gue Enggar manggil
Krisis : Terus rotinya mana bang ? dari tadi kok ngomongnya buah-buahan terus ? emangnya abang jual buah apa jual roti ? Kalo kaya gini caranya gue enggak jadi beli bang.
Reaksi : Suasana menjadi hening
Koda : Seketika itu tukang roti mendadak pingsan


Contoh Teks Anekdot Dunia Politik
Description: Contoh Teks Anekdot Pendidikan
www.kaskus.co.id // Contoh Teks Anekdot

Baju Tahanan KPK
Abstraksi
Dua orang kader parpol sebut saja namanya Arya dan Abdillah sama-sama bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Orientasi
Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di daerahnya, Arya dan Abdillah mengobrol sambil meminum kopi di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan yang seru.

Krisis
Arya : “Di, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Abdillah : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Ya!”
Arya : “Sangking kayanya mereka, mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Abdillah : “Loh, maksudmu baju termahal itu apa ?”
Arya : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Reaksi
Abdillah : “Kok malah baju tahanan KPK ?” (Bingung)
Arya : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Abdillah : “Ooohh, maksud kamu gito toh, baru ngerti aku.”
Koda
Mereka kemudian memesan kopi lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa memakai baju termahal tersebut.”



Teks anekdot merupakan suatu cerita pendek yang bersifat lucu, akan tetapi mempunyai maksud untuk mengkritik. Biasanya yang di kritik dalam teks anekdot adalah layanan publik dalam bidang sosial, hukum, lingkungan dan politik.
Teks anekdot merupakan suatu cerita singkat yang lucu dan dapat menghibur yang mungkin diambil dari pengalaman hidup seseorang.

Ciri Ciri Teks Anekdot
Ciri ciri teks anekdot adalah sebagai berikut :
1.      Pada umumnya menampilkan karakter hewan dan figur manusia.
2.      Lebih mendekati perumpamaan tentang dongeng.
3.      Bersifat humoris.
4.      Berupa sindiran.
5.      Ditujukan pada orang-orang yang penting.
6.      Berkaitan dengan relitas, meskipun perumpamaan dan anekdot mempunyai perbedaan.

Struktur Teks Anekdot
Sama dengan teks lainnya, teks anekdot juga mempunyai struktur. Berikut ini adalah penjelasan mengenai struktur teks anekdot :
1.      Abstraksi, merupakan bagian awal paragraf yang berfungsi untuk memberikan suatu gambaran yang jelas tentang isi dari teks anekdot.
2.      Orientasi, merupakan gambaran suasana yang terjadi pada awal cerita.
3.      Event, merupakan gambaran dari rangkaian suatu cerita yang terjadi.
4.      Krisis, merupakan masalah utama yang terdapat dalam sebuah teks anekdot.
5.      Reaksi, yaitu cara untuk menyelesaikan suatu masalah yang timbul di dalam krisis.
6.      Koda, merupakan perubahan yang terjadi pada tokoh.
7.      Re-Orientasi, merupakan suatu penutup atau bagian akhir dari teks anekdot.


Kaidah Teks Anekdot
Beberapa kaidah bahasa yang terdapat di dalam teks anekdot adalah sebagai berikut :
1.      Menggunakan waktu yang lampau.
2.      Menggunakan kata penghubung atau konjungsi.
3.      Menggunakan kalimat pemerintah.
4.      Menggunakan pernyataan yang rotoris.
5.      Menggunakan kata kerja.
6.      menggunakan kalimat seru.

Latihan buku paket Bahasa Indonesia kelas X hlm. 63-64 dan mencari makna yang tersirat di dalam teks “Kelakar JK (Jusuf Kalla) Soal Obama.






























Pertemuan 9-13 Oktober 2017
Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, (b) menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya,(d) menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya; (e) menggunakan kalimat perintah (imperative sentence); dan (f) menggunakan (kalimat seru).
Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung sangat dominan.
Bacalah kembali anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, kemudian pelajarilah analisis unsur kebahasaan teks anekdot berikut ini.


No.


Unsur Kebahasaan

Contoh Kalimat
1
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu


Pada puncak pengadilan korupsi politik,
Jaksa penuntut umum menyerang saksi
2
Kalimat retoris




“Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda
menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?
3
Penggunaan konjungsi yang menyatakan
 hubungan waktu
Akhirnya, hakim berkata,
“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
4
Penggunaan kata kerja aksi
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah
 tidak mendengar pertanyaan.
5
Penggunaan kalimat perintah
“Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

Penggunaan kalimat seru
“Oh, maaf.”

Agar lebih memahami kaidah kebahasaan anekdot, selanjutnya kerjakan tugas-tugas berikut ini.
Tugas
Bacalah kembali anekdot berjudul “Kelakar JK (Jusuf Kalla) Soal Obama.
Kemudian analisislah kaidah kebahasaannya dengan menggunakan tabel berikut ini. Kerjakan di buku tugasmu.
Judul anekdot: teks “Kelakar JK (Jusuf Kalla) Soal Obama.

Unsur Kebahasaan

Contoh Kalimat
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu



Kalimat retoris


Penggunaan konjungsi yang menyatakan
 hubungan waktu

Penggunaan kata kerja aksi

Penggunaan kalimat perintah

Penggunaan kalimat seru


Permainan ( Games) dengan cara membuat contoh klausa, kalimat, dan paragraph menggunakan konjungsi.
Latihan buku paket Bahasa Indonesia kelas X hlm. 69-70















Pertemuan 16-20 Oktober 2017
Membantu siswa untuk menciptakan teks anekdot dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan, dan isi.
Salah satu karya siswa kelas X IPA 5
Nama  : Nabilla Nurul H.
Perokok
Abstraksi =
Bambang mengeluarkan sebungkus rokok dari kantung celananya. Ia bermaksud menawarkan rokok pada orang di sebelahnya yang sedang menunggu bus di halte (Bambang adalah seorang perokok). Bambang bertanya “Mau rokok Mas?” orang tersebut menjawab “Oh tidak terimakasih”.
Orientasi =
Orang tersebut merasa terganggu dengan asap rokok Bambang. Lalu ia berinisiatif untuk memberi nasihat kepada Bambang. Lalu ia mengawali pembicaraan.
Krisis =
Ia pun mulai bertanya-tanya, “Sehari habis berapa bungkus Mas?” Bambang menjawab “Ya satu!” “Memang satu bungkus berapa harganya?” “Hm… 15 ribu”, “Mas memang sudah merokok berapatahun?” “Kurang lebih 20 tahun”. Orang tersebut terkejut dan ia mencoba memberi sedikit penjelasan, “Jika satu hari mas merokok satubungkus dengan harga 15 ribu berarti satu bulan 450 ribu, berarti kalo 20 tahun sekitar 63 juta mashabiskan untuk merokok. Kalau difiki-fikir mas udah bias beli motor dan nggak harus nunggubis di halte kayak gini”.
Reaksi =
Bambangpun terlihat seperti sedang berfikir tentang pendapat orang tersebut, tidak lama Bambang bertanya “Mas nggak ngerokok?” “Nggak,karena menurut saya merugikan” Bambang menjawab “Tapi kok nunggu bus ? mana mobil sama motornya? Orang tersebut pun kesal.
Koda =
Bambang tertawa, Orang tersebut merasa kesal. Iapun pergi meninggalkan halte tersebut.


Pertemuan 23-27 Oktober 2017
Pertemuan pertama UB III ( Teks Anekdot)
UJI BLOK III
Nama   :                                                                                   Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas   :                                                                                   Hari/ Tanggal  :


1.      Amati teks berikut ini!
Teks 1
Seekor kutu tinggal padatanduk banteng. Setelah ada di sana sekian lama dan merasa ingin pindah, dia kemudian bertanya pada banteng apakah sang banteng memang ingin pindah.
“Aku tak tahu kapan kau datang, jawab si banteng, “kurasa aku pun tak perlu memberi peringatan saat kau pergi.”
Teks 2
Sejak bertemu dengan dia, hidupku menjadi lebih berarti. Setiap hari aku mendapatkan wejangan-wajangan darinya. Salah satunya adalah wejangan bagaimana cara menikmati hidup agar tidak tamak dan selalu bersyukur. “Seandainya bisa, manusia pasti akan menggenggam dunia,” katanya suatu saat.
Teks 3
Saudara-saudara yang saya hormati,
beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang merayakan pesta demokrasi—memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Saya berharap, siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden, kita harus berlapang dada untuk menerima segala kebijakannya.
Yang termasuk teks anekdot adalah teks no …

2.      Bacalah teks berikut ini!
Sebelum memilih jurusan, setiap siswa diwawancarai untuk menjaring data. wanwancara berlangsung selama 10 menit.
Petugas: Aini!
Aini: ya, Pak
Petugas: silakan duduk. Bapakmu buruh, ya?
Aini: kok tahu, Pak
Petugas: pipimu tidak berstempel springbed tapi tikar
Aini: Maksud Bapak apa, ya?
Petugas: bercanda, Mbak…
Aini masih bersungut-sungut tapi ia harus menjawab pertanyaan petugas selanjutnya.
Teks di atas termasuk teks anekdot atau tidak termaksud anekdot karena…


3.      Bacalah teks di bawah ini!
Agus : Siapa yang kalau jalan memiliki kaki dua dan kalau berhenti memiliki kaki empat?
Sarjono: Ehm…apa, ya?
Agus : Nyerah? Orang jual es dawet pakai pikulan. Kalau dia sedang jalan, kakinya hanya dua, tapi kalau dia berhenti kakinya empat.
Teks di atas termasuk teks anekdot atau tidak termaksud anekdot karena…

4.      Bacalah teks di bawah ini!
Teks 1
Dono: Besok pagi coblosan, kamu pilih nomor berapa?
Wati: Bagiku semua nomor bagus, saya akan memilih wakil rakyat yang bisa membawa Indonesia ke kancah internasional.
Dono: Nomor satu atau dua?
Wati: Rahasia, dong!
Teks 2
Di gubuk pinggir sawah, ada seorang anak kecil dan bapaknya sedang menunggu padi dari serangan burung.
Anak: Pak, kenapa burung tidak boleh makan padi kita?
Bapak: Kalau dimakan burung, nanti kita tidak bisa makan.
Anak: Kalau tidak boleh makan padi, nanti burung makan apa?Makan batu, Pak?
Hal yang membedakan kedua teks di atas adalah .…


5.      Struktur yang harus ada dalam teks anekdot adalah….

6.      Susunlah anekdot berikut ini sesuai dengan strukturnya!
1. Bu guru pun tersenyum
2. Siapa yang bisa membuat perumpamaan bagi penegakan hukum di negeri kita? Tanya Bu guru di depan kelas.
3. Bu guru bertanya kenapa disebut hukum kantong kresek
4. Tidak lama kemudian seorang anak menjawab dengan lantang
5. Hukum kantong kresek Bu, kata anak itu.
6. Hanya bisa menyelesaikan kasus kecil Bu, kalau kasus besar tidak pernah muat.

7.      Bacalah teks di bawah ini!
Seorang ayah mengajari anaknya berenang. “Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang ayah”, kata sang anak. “Ayah akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah Nak”, jawab ayahnya. Sang anak gembira. Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang ayah tampak bersedih sementara sang anak tampak gembira. “Terimakasih yah, akhirnya ayah dapat mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa ayah bersedih?” tanyanya. “Yang kamu kuasai itu gaya batu, Nak!”
Kalimat manakah yang menunjukkan orientasi…

8.      Bacalah teks berikut ini!
Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya. “Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
Pada anekdot tersebut, reaksi yang menjadi koda adalah …

9.      Mawar tidak hanya cantik tetapi pandai juga taat ibadah
Klausa diatas terdapat konjungsi…

10.  Berikan contoh konjungsi koordinatif….

















Pertemuan ke dua remedial dan membahas jawaban UB III
1.      Teks 1
2.      Teks anekdot karena memiliki pesan moral, konyol/ lucu, menyindir, dan memiliki struktur.
3.      Tidak termaksud anekdot karena tidak menyindir, tidak memiliki konjungsi, dan hanya teka teki.
4.      Unsur lucu, konyol, dan jengkel.
5.      Abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi,koda, re-orentasi.
6.      2-4-5-3-6-1
7.      “Aku tidakmau malu karena tidak bias berenang ayah”,kata sang anak.
8.      ”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering banjir”.
9.      Konjungsi korelatif
10.  Atau                =  kamu pilih aku atau dia
Dan                 = Andi dan Bintang pergi ke sekolah
Tetapi              = aku suka dia tetapi dia suka sama yang lain
























Pertemuan 30-31 Oktober 2017
3. 7. Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik
        Lisan maupun tulis

PATANI
Inilah suatu kisah yang diceritakan oleh orang tua-tua, asal raja yang berbuat negeri Patani Darussalam itu. Adapun raja di Kota Maligai itu namanya Paya Tu Kerub Mahajana. Maka Paya Tu Kerub Mahajana pun beranak seorang laki-laki, maka dinamai anakanda baginda itu Paya Tu Antara. Hatta berapa lamanya maka Paya Tu Kerub Mahajana pun matilah. Syahdan maka Paya Tu Antara pun kerajaanlah menggantikan ayahanda baginda itu. Ia menamai dirinya Paya Tu Naqpa. Selama Paya Tu Naqpa kerajaan itu sentiasa ia pergi berburu. 

Pada suatu hari Paya Tu Naqpa pun duduk diatas takhta kerajaannya dihadap oleh segala menteri pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah baginda: "Aku dengar khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak konon." Maka sembah segala menteri: "Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah Duli Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian juga." Maka titah Paya Tu Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita hendak pergi berburu ke tepi laut itu." Maka sembah segala menteri hulubalangnya: "Daulat Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik junjung." Arkian setelah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun berangkatlah dengan segala menteri hulubalangnya diiringkan oleh rakyat sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu, maka sekalian rakyat pun berhentilah dan kemah pun didirikan oranglah. Maka baginda pun turunlah dari atas gajahnya semayam didalam kemah dihadap oleh segala menteri hulubalang rakyat sekalian. Maka baginda pun menitahkan orang pergi melihat bekas rusa itu. Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda maka sembahnya: "Daulat Tuanku, pada hutan sebelah tepi laut ini terlalu banyak bekasnya." Maka titah baginda: "Baiklah esok pagi-pagi kita berburu".

Maka setelah keesokan harinya maka jaring dan jerat pun ditahan oranglah. Maka segala rakyat pun masuklah ke dalam hutan itu mengalan-alan segala perburuan itu dari pagi-pagi hingga datang mengelincir matahari, seekor perburuan tiada diperoleh. Maka baginda pun amat hairanlah serta menitahkan menyuruh melepaskan anjing perburuan baginda sendiri itu. Maka anjing itu pun dilepaskan oranglah. Hatta ada sekira-kira dua jam lamanya maka berbunyilah suara anjing itu menyalak. Maka baginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Setelah baginda datang kepada suatu serokan tasik itu, maka baginda pun bertemulah dengan segala orang yang menurut anjing itu. Maka titah baginda: "Apa yang disalak oleh anjing itu?" Maka sembah mereka sekalian itu: "Daulat Tuanku, patik mohonkan ampun dan karunia. Ada seekor pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna tubuhnya gilang gemilang. Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk itu pun lenyaplah pada pantai ini.

Setelah baginda mendengar sembah orang itu, maka baginda pun berangkat berjalan kepada tempat itu. Maka baginda pun bertemu dengan sebuah rumah orang tua laki-bini duduk merawa dan menjerat. Maka titah baginda suruh bertanya kepada orang tua itu, dari mana datangnya maka ia duduk kemari ini dan orang mana asalnya. Maka hamba raja itu pun menjunjungkan titah baginda kepada orang tua itu. Maka sembah orang tua itu: "Daulat Tuanku, adapun patik ini hamba juga pada kebawah Duli Yang Mahamulia, karena asal patik ini duduk di Kota Maligai. Maka pada masa Paduka Nenda berangkat pergi berbuat negeri ke Ayutia, maka patik pun dikerah orang pergi mengiringkan Duli Paduka Nenda berangkat itu. Setelah Paduka Nenda sampai kepada tempat ini, maka patik pun kedatangan penyakit, maka patik pun ditinggalkan oranglah pada tempat ini." Maka titah baginda: "Apa nama engkau?". Maka sembah orang tua itu: "Nama patik Encik Tani." Setelah sudah baginda mendengar sembah orang tua itu, maka baginda pun kembalilah pada kemahnya.Dan pada malam itu baginda pun berbicara dengan segala menteri hulubalangnya hendak berbuat negeri pada tempat pelanduk putih itu. 

Setelah keesokan harinya maka segala menteri hulubalang pun menyuruh orang mudik ke Kota Maligai dan ke Lancang mengerahkan segala rakyat hilir berbuat negeri itu. Setelah sudah segala menteri hulubalang dititahkah oleh baginda masingmasing dengan ketumbukannya, maka baginda pun berangkat kembali ke Kota Maligai. Hatta antara dua bulan lamanya, maka negeri itu pun sudahlah. Maka baginda pun pindah hilir duduk pada negeri yang diperbuat itu, dan negeri itu pun dinamakannya Patani Darussalam (negeri yang sejahtera). Arkian pangkalan yang di tempat pelanduk putih lenyap itu (dan pangkalannya itu) pada Pintu Gajah ke hulu Jambatan Kedi, (itulah. Dan) pangkalan itulah tempat Encik Tani naik turun merawa dan menjerat itu. Syahdan kebanyakan kata orang nama negeri itu mengikut nama orang yang merawa itulah. Bahwa sesungguhnya nama negeri itu mengikut sembah orang mengatakan pelanduk lenyap itu. Demikianlah hikayatnya.

Hikayat termasuk cerita rakyat yang perlu dilestarikan. Cerita rakyat merupakan titipan budaya dari nenek moyang kepada generasi penerus bangsa.

Cerita rakyat penting dilestarikan dan dikembangkan. Setidaknya, ada tiga fungsi cerita rakyat yang mengharuskan kita tetap melestarikannya, yaitu:
1.      sebagai sarana hiburan;
2.      sebagai sarana pendidikan karena di dalamnya terkandung banyak nilai yang dapat diteladani dalam kehidupan; dan
3.      sebagai sarana menunjukkan dan melestarikan budaya bangsa karena dari cerita rakyat dapat dikokohkan nilai sosial dan budaya suatu bangsa.

Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain. Di antara karakteristik hikayat adalah:
(a) terdapat kemustahilan dalam cerita,
(b) kesaktian tokoh-tokohnya,
(c) anonim,
(d) istana sentris,
(e) menggunakan alur berbingkai.

     1.  Kemustahilan
Salah satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal tidak logis atau tidak bisa dinalar yang terjadi.

2.      Kesaktian tokoh
Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat. Kesaktian dalam Hikayat Indera Bangsawan ditunjukkan dengan kesaktian kedua pangeran kembar, Syah Peri dan Indera Bangsawan, serta raksasa, yaitu
(a) Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan;
(b) Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau untuk mengalahkan Buraksa;
(c) Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa.

3.      Anonim
Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah anonim. Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat memercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.




     4. Istana Sentris
      Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Dalam Hikayat Indera Budiman hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Syah Peri dan Indera Bangsawan, Putri Ratna Sari, Raja Kabir, dan Putri Kemala Sari. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu kerajaan.

Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara lain nilai reliji, moral, sosial, budaya, estetika dan edukasi
a.Nilai reliji adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai reliji biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahaa, serta surga-neraka.
b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial
biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d.Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun dimasyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
e.Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni.
f.Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan

CERITA RAKYAT (HIKAYAT) DILANJUTKAN DI BULAN NOVEMBER






Komentar

Postingan Populer